KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3
VISI GURU PENGGERAK
___
Ratri Swastika Wijayanti
CGP_A7 Kabupaten Bantul
Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?
Dalam modul 1.3 mempelajari tentang Visi Guru Penggerak. J.B Whittaker mengatakan visi yakni gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan. Visi dapat dikatakan sebagai sebuah imajinasi. Einstein mengatakan bahwa imajinasi merupakan tahap kecerdasan yang sebenarnya. Imajinasi menstimulasi adanya kemajuan dan melahirkan evolusi. Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya. Dari pemahaman tersebut, visi merupakan hal fundamental yang perlu dimilik. Visi berbasis pada kekuatan kata untuk menggerakkan hati, menyemangati, menguatkan untuk melangkah maju secara kolaborasi.
Visi seorang guru harusnya sejalan dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat, demi terciptanya kesejahteraan siswa (student wellbeing.)
Gambar 1. Interpretasi atas Maksud Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Dalam proses menuntun murid perlu disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman murid. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar murid dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Proses tersebut dapat dengan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Dari hal ini dapat dipahami, bahwa fokus utama guru dalam menyusun visi hendaknya selalu ingat segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Selain itu hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.
Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, diri anak perlu merdeka dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah. Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Setiap bagian dalam dimensi profil pelajar Pancasila terbagi ke dalam elemen dan sub elemen. Dalam menyusun visi yang berpihak kepada murid, guru perlu menyelaraskan visi dengan dimensi profil pelajar Pancasila.
Gambar 2. Profil Pelajar Pancasila
Dalam proses mewujudkan visi yang berpihak pada murid dan selaras dengan profil pelajar Pancasila, perlu ada pemimpin yang mampu menggerakkan dan mengelola perubahan. Guru Penggerak berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Untuk itulah perlu adanya nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan Visi. Nilai-nilai guru penggerak yaitu: Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif, dan Inovatif.
Gambar 3. Roda Nilai Guru Penggerak
Sedangkan peran guru penggerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi.
Gambar 4. Peran Guru Penggerak di lingkup kelas-sekolah dan lingkungan masyarakat
Maka dari itu, guru penggerak perlu membuat visi yang berpihak pada murid, mampu mencerminkan nilai dan peran guru penggerak, serta mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Agar visi dapat terwujud dan terjadi proses perubahan, perlu ada upaya nyata. Pendekatan IA adalah salah satu cara untuk mewujudkan VISI secara kolaboratif. Konsep IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. IA mengaktualisasi potensi masing-masing individu dalam kelompok menjadi kekuatan yang luar biasa dalam melakukan perubahan.
IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Tahapan dalam IA dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).
Gambar 5. Tahapan BAGJA
Sebelum melakukan tahapan BAGJA, Visi yang telah disusun diturunkan terlebih dahulu menjadi prakarsa-prakarsa perubahan. Pernyataan prakarsa perubahan adalah gambaran upaya nyata yang memungkinkan gotong-royong dalam meningkatkan kualitas pembelajaran murid berbasis aset/kekuatan. Penyusunan Prakarsa perubahan dapat dibantu dengan model ATAP.
Gambar 6. Model ATAP
BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan. Dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang telah diimpikan guru perlu mengikuti tahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, guru merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, guru memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan diajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan:
Gambar 7. Rangkuman Tahapan BAGJA
Kekuatan BAGJA terdapat proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA, dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid, kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan yang muncul dari keresahan. Setelah itu disusunlah pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu-dilakukan, kemudian merealisasikan hingga mendapatkan suatu temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat.
Gambar 8. Proses Inkuiri Apresiatif - BAGJA
Rencana dapat dibuat hingga akhirnya dilaksanakan, dimonitoring, serta dievaluasi keselarasannya dengan visi.
Berikut ini Kanvas BAGJA yang sudah dibuat:
https://docs.google.com/presentation/d/1B-zWuxcbrlm3zWHDQsLT3XgLsZucEbpz_s5EoLmsyxk/edit?usp=sharing
Revisi dan rumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah Bapak/Ibu buat berdasarkan jawaban pertanyaan diatas, ke dalam sebuah VISI yang membuat Bapak/Ibu bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya!
Visi saya : “Mewujudkan murid yang berkarakter Pancasila”
Revisi Visi : “Terwujudnya murid yang berkarakter Pancasila”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar