Pembelajaran 1. Mulai dari Diri
Dalam pembelajaran 1 ini CGP harus mampu membuat refleksi diri tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Reflektif Kritis saya terkait dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah:
- Yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai Pendidikan dan pengajaran adalah keduanya tidak dapat dipisahkan. Antara Pendidikan dan pengajaran saling terkait. Pengajaran bagian dari Pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai amggota masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
- Relevansi pemikiran KHD dengan konteks Pendidikan Indonesia saat ini yaitu bahwa dalam pemikiran KHD ada 3 kerangka perubahan. Yang pertama Kodrat keadaan, kedua prinsip melakukan perubahan dan yang ketiga yang berubah budi pekerti. Dalam kodrat keadaan ada dua kodrat, yaitu kodrat alam yang berkaitan dengan keadaan alam. Keadaan alam Indonesia berbeda dengan keadaan alam di Belanda. Maka pola kehidupanpun akan berbeda. Yang kedua kodrat zaman, maksudnya adalah walaupun alamnya sama tetapi tidak akan sama di saat zaman tertentu. Contoh di pendidikan Yogyakarta pada tahun 1900an akan berbeda dengan pendidikan di tahun 2000an. Prinsip melakukan perubahan, ada 3 prinsip yaitu kontinuitas yang artinya dialog kritis dengan sejarah dalam maju kedepan tidak lupa akan nilai budaya yang hakiki dari masyarakatnya, konvergensi artinya Pendidikan itu harus memanusiakan manusia memperkuat kemanusiaan kita, yang ketiga konsentris, maksudnya pendidikan itu harus memerdekakan. Yang berubah adalah budi pekerti. Budi berhubungan dengan cipta, rasa dan karsa. Pekerti berhubungan dengan tenaga atau raga. Maka Pendidikan harus seimbang dan holistic tidak bisa timpang. Kesempurnaan budi pekerti membawa anak pada kebijaksanaan. Selain itu menurut KHD Pendidikan dan pendidik harus memandang anak dengan rasa hormat, berorientasi pada anak yang nantinya akan bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, dan tidak untuk meminta sesuatu hak namun untuk berhamba pada sang anak. Sedangkan relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan di sekolah saya adalah sekolah saya sudah bisa melayani anak anak yang istimewa. Sekolah saya yang merupakan sekolah inklusif sudah mencoba untuk menerapkan pemikiran KHD yang Pendidikan itu harus memanusiakan manusia. Anak anak berkebutuhan khusus punya hak yang sama dengan anak anak lain untuk menerima Pendidikan. Maka mereka berhak untuk bersekolah mendapatkan pengajaran dan pendidikan.
- Untuk saya sendiri, saya merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru. Contohnya murid saya ada yang ABK, maka ada guru pembimbing khusus yang siap membantu menemani saya dalam pembelajaran. Selain itu saya juga sudah menyamakan hak mereka untuk mendapatkan pengajaran yang sama walaupun dengan metode yang berbeda sesuai dengan karakteristik belajar mereka. Memerdekakan anak untuk memilih ektrakulikuler yang mereka senangi sesuai bakat dan minat mereka adalah salah satu cara saya melaksanakan pemikiran KHD dan melaksanakan pembelajaran dengan kodrat anak yang suka bermain dan bergerak. Maka saya menggunakan metode pembelajaran yang bisa membawa anak belajar dengan bermain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar