Sabtu, 05 November 2022

1.1.a.8 Koneksi Antarmateri Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Oleh: Ratri Swastika Wijayanti
SD 1 Trirenggo
CGP Angkatan 7
Kabupaten Bantul

        Yang saya percaya sebelum mempelajari modul 1.1 adalah pembelajaran masih terpusat pada guru dan murid hanya menerima transfer ilmu dari guru. Guru mengajar di dalam kelas hanya fokus dengan buku teks pelajaran, mengejar nilai kognitif murid dengan target mencapai KKM. Menyamakan semua siswa bahwa metode yang dipilih guru bisa untuk semua murid di kelas. Selain itu selama ini saya anggap bahwa anak itu ibarat kertas kosong yang kemudian tugas guru adalah memberi tulisan pada kertas tersebut. Dan yang pasti saya masih menganggap bahwa hukuman dan saksi dapat membuat mereka lebih disiplin dan bisa mengikuti semua keinginan guru.

       

https://assets.promediateknologi.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/09/27/3066546284.jpg

Namun setelah mempelajari modul 1.1 ini saya seperti mendapat tepakan  dimana bahwa pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat jauh berbeda dengan yang selama ini saya ketahui.  Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat saya simpulkan adalah:

  • Pendidikan terpusat pada anak, sesuai kodratnya. Kodrat alam, dan kodrat zaman
  • Pembelajaran bermakna untuk meningkatkan kretivitas, tidak menuntut namun menuntun anak
  • Membuat pembelajaran menarik, dengan kodrat anak senang bermain
  • Anak ibarat kertas yang sudah ada tulisannya namun buram. Guru harus menebalkan yang baik
  • Melakukan pembelajaran asah, asih, dan asuh
  • Mendidik dengan kebudayaan yaitu asas Trikon (Konvergen, Konsentris, dan Kontinyu)
  • Guru untuk tetap terbuka namun tetap waspada
  • Kemerdekaan anak lahir dan batin, yaitu guru memfasilitasi trilogi Cipta, Rasa, dan Karsa
  • Adanya sistem Among (momong ) yang melarang hukuman karena akan menghambat pertumbuhan jiwa
  • Tripusat pendidikan yaitu pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat
        Adapun tindakan yang segera akan saya laksanakan agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah menciptakan suatu suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk murid namun tidak melupakan kompetensi kreatifitas, kolaborasi, komunikasi dan berpikir, serta menumbuhkembangkan pembiasaan pendidikan budi pekerti. Diawali dengan menyusun pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran bermakna dikolaborasikan dengan permainan dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Yang kedua lebih mengenal kodrat anak sehingga tidak menyamakan gaya belajar kepada seluruh anak. Yang ketiga memberi teladan kepada anak dan tidak memaksakan namun menuntun kodrat anak. Yang keempat berkolaborasi dengan orang tua, siswa, guru, Kepala sekolah, dan warga lingkungan sekitar. Yang terakhir mwujudkan pendidikan yang berpihak pada anak penuh kasih sayang, lembut, dan tanpa pamrih.
        Contoh nyata dalam pembelajaran di kelas saya menerapkan metode sariswara yaitu pembelajaran yang menerapkan 4 seni sebagai strategi pembelajarannya, yaitu seni sastra suara, seni gerak dan seni rupa.  Salah satu contoh dengan lagu dolanan anak. Khusus murid saya tahun ini adalah anak anak yang sangat aktif. Dengan kelebihan dan keistimewaan mereka, maka saya harus bisa menyalurkan bakat dan tenaga mereka kearah yang bermanfaat. Menyampaikan suatu materi pelajaran dengan dibuat lagu, maka akan lebih mengena dan bisa mereka pahami dengan baik dari pada saya memberikan sebuah catatan yang panjang lebar.
        Seperti pemikiran KHD yang mengibaratkan tempat/pendidikan/sekolah adalah ibarat taman, dimana taman adalah tempat bermain yang memberikan kebahagiaan bagi setiap insan yang berkunjung, begitu halnya dengan sekolah. Sekolah harus didesign sebagai tempat yang menyenangkan dan membahagiakan bagi setiap orang yang berada di dalamnya, baik itu siswa, guru maupun warga sekolah lainnya. Dengan metode sariswara akan mewujudkan fungsi sekolah sebagai tempat untuk menyemai keluhuran budaya bangsa, dengan menuntun kodrat anak dari natur ke kultur serta menempatkan kecerdasan sekedar alat untuk menjadikan sang anak sebagai manusia berjiwa merdeka mandiri tak terperintah mampu menjaga tertib damai diri & lingkungan serta memberi manfaat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Oleh Ratri Swastika Wijayanti, M.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Bantul     Di dalam Koneksi Antar Materi Modul 2.3 ini k...